Kamis, 25 Agustus 2011

Final Exam Foundation of Literature


FINAL EXAMINATION
FOUNDATION OF LITERATURE





By:
Raden Rara Titis Rahmawati
4C / PBI
09211210085


UNIVERSITY OF IBN KHALDUN BOGOR
Jl. KH. Sholeh Iskandar KM 2 Bogor
2011



1.       PERIODE INGGRIS KUNO
1.1     Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Kuno
Periode inggris kuno (Old English) dalam sejarah dan sastra inggris mengalami beberapa tahap perkembangan karena adanya penyerbuan atau invasi dari suku-suku bangsa lainnya. Pada mulanya kepulauan britania hanya dihuni oleh campuran dari berbagai rasa. Namun yang paling dominan adalah bangsa Iberia yang berambut kehitam-hitaman. Orang orang Iberia tersebut melampau tingkat peradaban, dari zaman batu hingga zaman logam, dari tingkat kehidupan berburu sampai ke tingkat bercocok tanam secara menetap. Peninggalan-peninggalan peradaban Iberia adalah maiden castle yaitu pemukiman berbenteng dan Stonehenge yaitu batu-batu besar tempat pemujaan.
Pada abad ke-7 SM sampai ke-3 SM datanglah serbuan dari  bangsa Kelt yang semula merupakan bangsa pengembara. Semula mereka mendiami Jerman barat laut dan Belanda, kemudian menjelajah ke segala penjuru Eropa. Hubungan antara orang-orang Kelt dan orang-orang Iberia adalah hubungan antara penjajah dan dijajah, tetapi kemudian budaya mereka bercampur. Orang-orang Kelt hidup dari bercocok tanam, beternak, berburu, dan mencari ikan. Mereka tinggal dalam perkampungan kecil yang disebut trevs. Orang-orang Kelt menganut aliran Paganisme, mereka percaya adanya roh-roh yang mendiami bukit-bukit, gua-gua, sumber air dan objek lainnya
            Peninggalan-peninggalan Roma setelah berkuasa di Inggris antara lain Hadrian wall, yaitu sebuah tembok pertahanan yang dibangun sepanjang perbatasan Inggris utara pada tahun 12 Masehi, pembangunan jaringan jalan raya yang menghubungkan system perbentengan yang masing-masing di jaga tentara regular yaitu pax romana.
            Pada permulaan abad ke-5 tentara roma ditarik seluruhnya dari inggris karena keadaan di pusat pemerintahan Roma sudah merosot dan goyah. kemerosotan tersebut dikarenakan oleh berbagai masalah ekonomi dan politik, dan juga serangan-serangan dari suku germanik .
Orang-orang germanik yang terdiri dari suku Jute, Angle dan Saxon lebih dikenal dengan nama suku Anglo-Saxon. Meskipun suku Anglo-Saxon memiliki nama yang berbeda-beda, mereka mempunyai kebudayaan dan bahasa yang hampir sama. Mereka menyembah dewa yang sama yaitu, Thor dan Woden. Mereka juga memiliki sastra lisan yang sama yaitu Beowulf.
1.2.       Ciri Karya Sastra Inggris Kuno
Kesusasteraan Inggris Kuno atau Anglo-Saxon dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu Prosa dan Puisi.
PROSA
Karya-karya prosa Inggris kuno dipelopori oleh Aldhelm, Bede, dan Alcuin. Karya mereka ditulis dalam bahasa latin dan diterjemahkan kedalam bahasa inggris yang di pelopori oleh raja Alferd dengan tujuan untuk memulihkan kebudayaan-kebudayaanbangsa Inggris yang hancur akibat serangan yang bertubi-tubi oleh bangsa Skandinavia.
Aldhem (650-709) adalah seorang sarjana lulusan Canterbury. Disamping menulis prosa, Aldhelm lebih banyak dikenal sebagai seorang penyair. Dalam tulisannya, Aldhelm banyak menggunakan bahasa kiasan, seperti permajasan, metaphor, alusi dan sebagainya.
Venerable bede (672-735), merupakan ahli teologi dan ahli sejarah Kristen di jamannya. Pengatahuan dan minatnya yang beraneka ragam tercermin dalam karyanya yang utama seperti sebuah risalat tentang mantra, ilmu pengetahuan kronologi abad Kristen yang ditulis berdasarkan studi astronomi. Karya-karya Bede yang paling menarik adalah kara sejarah dan biografi. Bukunya yang berjudul Eccleastical history merupakan karya terbaik pada zamannya.


PUISI
Karya puisi lebih popular pada masa Inggris kuno karena bentuknya lebih pendek dan dapat didendangkan. Disamping itu, puisi mudah disebarluaskan dari mulut ke mulut. Salah satu karya puisi di periode inggris kuno yaitu Beowulf. Karya ini memiliki 3000 baris dan termasuk jenis epik rakyat. Beowulf mengalahkan makhluk Rawa bernama Grendel yang telah membuat tidak aman negeri Raja Hrotgar. Bertahun-tahun kemudian, Beowulf sendiri terbunuh dalam perjuangan menyelamatkan negerinya dari seekor ular naga bernafaskan api.
Struktur puisi Inggris kuno berbeda dengan puisi Inggris modern. Pada umumnya puisi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: unit matra terdiri dari satu baris, setiap baris dibagi menjadi dua bagian, dua atau tiga suku kata bertekankan pada setiap baris deimulai dengan bunyi konsonan yang sama yaitu adanya aliterasi, sajak puisi Inggris kuno biasanya tidak mempunyai ritma.
1.3.       Pengenalan Apresiasi Karya Sastra inggris Kuno
BEOWULF
                        Beowulf adalah sebuah sajak yang terdiri atas 3000 baris dan termasuk jenis epik rakyat. Beowulf mengalahkan seorang monster, penghuni rawa pantai yang bernama Grendel. Monster tersebut telahmengacu istana Raja Hrothgar. Setelah Beowulf membunuh Grendel bersama ibunya, dia diangkat menjadi raja selama 50 tahun. Kemudian Beowulf terbunuh sewaktu bertempur melawan seekor naga api.
2.             PERIODE INGGRIS PERTENGAHAN
2.1     Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Pertengahan
            Pada masa kekuasaan Edward selama 20 tahun, tidak mengalami banyak kemajuan dalam bidang kesusastraan. Kemunduran dimulai sejak penyerbuan orang-orang Skandinavia. Peninggalan satu-satunya adalah pembangunan gereja-gereja, antara lain gereja besar Westminter Abbey. Karena Edward tidak mempunyai keturunan untuk menggantinya, dan disamping itu asas keturunan bukanlah sesuatu yang mutlak dalam system monarki di Inggris, maka pemilihan raja ditentukan oleh dewan yang disebut Witan. Kemudian dewan memilih Harold, putra Godwin, earl of Wessex. Namun keputusan ini ditentang oleh Haral Hardrara, raja Norwegia dan William, duke of Normandy yang masing- masing masih memiliki kekerabatan dengan Edward dan mereka berhak atas tahta inggris
            Pada akhir bulan September 106, pasukan raja Norwegia menyerbu inggris melalui pantai utara, namun dapat dipukul mundur oleh pasukan Harold. Seminggu kemudia serbuan datang dari serbuan William. Sejak saat itu ia menjadi Raja dan sejak itu Anglo-Saxon banyak dipengaruhi oleh budaya normandia. Karena William dibesarkan dan lama di Normandia, maka sewaktu berkuasa di Inggris, dia merekrut banyak pejabat yang berasal dari orang- orang Normandia dan akibatnya kebudayaan Normandia merasuk ke Inggris. Selama berkuasa di Inggris, William menyita tanah milik orang Anglo-Saxon, dan ia pun menita tanah kaum bangsawan beserta rakyat jelata. Dengan begitu semua tanah menjadi milik raja.
            Banyaknya orang-orang Normandia yang mengganti pejabat di Inggris menimbulkan kesenjangan antara kelompok yang berkuasa atau aristokrasi dan kelompok bawah. Kesenjangan semakin dalam karena mereka menggunakan bahasa yang berbeda. Kaum bangsawan menggunakan bahasa bahasa peracis dan kalangan bawah menggunakan bahasa inggris Anglo-Saxon. Akibat dari penggunaan dua bahasa ini adalah bahasa inggris mengalami perubahan dalam tata bahasanya dan menjadi lebih sederhana.
            Salah satu peninggalan William 1 yang cukup penting dalam system administrasi Negara di Inggris adalah Domesday Survay.  System ini untuk mengetahui fakta rinci mengenai seluruh kekayaan dan sumber kekayaan yang ada di inggris. Sepeninggal William 1, William rufus, putra sulung , naik tahta yang kemudian diganti oleh henry I, adik kandung William Rufus. Karena Henry I tidak mempunya keturunan anak laki-laki. Tahta kerajaan diberikan kepada Stephen Deblois yang kemudian direbut kembali oleh cucu Henry I., yaitu Henry II. Seiring pergantian tahta raja di Inggris, terjadi peristiwa penting yang mempengaruhi perkembangan masyarakat maupun budaya Inggris pada abad pertengahan. Peristiwa tersebut antara lain, perang salib, lahirnya konstitusi inggris, parlemen, perang seratus tahun dan lain-lain. Akibat Perang Seratus Tahun kesadaran nasional meningkat dan bahasa Perancis terus mendesak akibanya pada abad ke-14 bahasa Inggris kembali pulih menjadi bahasa satu-satunya diseluruh negeri dan di segala lapisan masyarakat.
2.2     Ciri-ciri Sastra, Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Pertengahan
Bahasa perancis merupakan bahasa kaum kelas atas dan juga bahasa resmi dalam pemerintahan. Bahasa Inggris diperkaya dengan ribuan kata-kata bahasa perancis . sedangkan jenis karya sastra abad pertengahan yang terkenal adalahromance”.  Ciri-ciri karya sastra perancis dan Anglo-Norman antara lain bentuk sajaknya beraneka ragam, gaya ungkapan bahasanya terang dan sederhana.
2.3     Kesusasteraan Inggris Pertengahan
PUISI
Karya puisi periode pertengahan sebagian besar terdiri dari metrical romance yang ditulis dalam bentuk sajak tentan pahlawan perancis (Roland), pahlawan Kelt (Arthur) dan pahlawan Inggris (Bevis O Hampton). Metrical Romance adalah sebuah sajak naratif panjang tentang cinta dan petualangan. Yang biasanya menjadi tokoh utama adalah ksatria yang menyelamatkan wanita yang berada dalam kesulitan. Dalam petualangannya sang tokoh bertempur dengan hewan buas, ular, raksasa, tukang sihir, dan lain-lain. Tema cerita biasanya mencangkup tiga hal, yaitu cinta, agama dan kewajiban. Tetapi apapun temanya selalu bersifat romantik dan bentuk mertical romancenya sangat popuer.
Chanson de Roland (the song of Roland) adalah salah seorang pengawal Charlemage yang paling terkenal dan Charlemagne adalah seorang kaisar yang berkuasa di negara barat pada sekitar tahun 80an. Chanson merupakan metrical romance yang menceritakan tentang Roland seorang pahlawan umat kristiani ketika bertempur dengan pasukan muslim yang menyerbu spanyol.
Geofrey Chaucer ialah seorang pejabat, ilmuwan, pengusaha , penyair dan prajurit. Karya yang terbesar pada zamannya yatiu Canterbury Tales , suatu kumpulan sajak naratif yang memberikan gambaran realistiK tentang kehidupan orang inggris. Karier Chauster sebagai penyair dapat dibagi menjadi tiga periode, yaitu: Periode pertama (1359-1372), dalam periode ini chaucer banyak dipengaruhi oleh budaya perancis. Periode kedua (1392-1386), dalam periode ini Chaucer dipengaruhi oleh budaya italia. Periode ketiga (1386-1400), Chaucer berhasil membebaskan diri dari pengaruh-pengaruh asing dan menghasilkan karya-karya asli Inggris dalam bentuk maupun gaya.
PROSA
John Wyclif, adalah seorang guru besar Universitas Oxford dan seorang tokoh gereja. Ia yang pertama kali melancarkan kritik terhadap otoritas gereja Roma. Wyclif menolak doktrin-doktrin gereja dan juga mengecam birokrasi gereja. Ia sering menerjemahkan kitab suci. Ia dikenal sebagai penerjemah kitab suci. Karya prosa lainnya adalah The Historia Regum Britanniae karangan Geofrey Mounmouth (1100-1154). Buku yang berisi sejarah raja-raja inggris ditulis ke dalam bahasa Latin.
DRAMA
Drama semula tumbuh di dalam gereja sebagai medium rokhaniawan untuk menjelaskan khotbah mereka, karena drama tersebut menggunakan bahasa latin, maka diganti kedalam bahasa inggris. Pertunjukan-pertunjukanya semakin berkembang dan dilangsungkan diluar lapangan gereja dan di jalan-jalan.
Lakon-lakon di ambil dari kitab suci. Misalnya, pada hari Natal dipertunjukan lakon kelahiran Kristus. Pada zaman pertengahan terdapat dua macam drama yaitu, Miracles yang melakonkan kehidupan orang-orang suci dan Mysteries yang mengambil tema-temadari Kitab Injil.
2.4. Pengenalan Apreiasi Karya Sastra Periode Pertengahan
Robin Hood Three Squires
                   Robin Hood termasuk jenis balada rakyat. Balada adalah sebuah syair atau lagu sederhana yang mengisahkan cerita rakyat Kuno yang disebarluaskan secara lisan atau dari mulut ke mulut. Tokoh Robin Hood digambarkan sebagai seorang pemanah ulung dan juga dikenal sebagai perampok budiman karena hasil rampokkannya dibagikan kepada orang-orang miskin. Dia seorang pemimpin yang gagah berani dan mendapat kepercayaan penuh dari para pengikutnya.
3.        PERIODE TRANSISI
3.1. Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Transisi
            Pada masa Transisi ini Henry VII naik tahta Inggris dan saat itu dia dihadapkan pada berbagai masalah seperti perang saudara, keamanaan, kewibawaan raja dan sebagainya. Pemerintahan Henry II membawa masa damai dan pemulihan. Perlu diketahui bahwa periode Pertengahan manusia Eropa Barat masih berpikiran sempit, segala aspek terjang masih dibatasi oleh tradisi-tradisi yang ditentukan oleh gereja. Gerakan Renaissance lambat laun dapat mendobrak peranata-pranata gereja. Gerakan Renaissance mengambil alih otoritas gereja dan tradisi lama yang bersifat dogmatis. Ciri-ciri orang-orang Renaissance antara lain individualistis, inovatif dan condong kepada sekularisme; suatu pandnagan yang mementingkan masalah duniawi, bukan agama.
            Selama mememrintah Henry VIII juga menbuat kebijaksanaan di bidang keagamaan yang bersifat revolusioner dan bertujuan merombak (reform) sistem keagamaan yang ada. Revolusi keagamaan semacam itu disebut juga “Reformasi”.
            Pada tahun 1572 Henry VIII yang sudah menikah dengan Catherine of Aragon selama 15 tahun tidak mempunyai keturunan laki-laki, hanya anak perempuan yaitu Mary. Kemudian Henry VIII bermaksud memperisteri seorang dayang istana, Anne Boleyn tetapi tidak mendapat restu dari Paus karena Catherine janda dari kakak Hendry. Menurut hukun gereja, Hendry tidak dibenarkan memperisteri janda kakaknya, tetapi Paus memberi pengecualian kepadanya. Akhirnya pada tahun 1529, Henry VIII memutuskan hubungan dengan Roma. Ia mulai sadar bahwa kepentingan Inggris dapat dipermainkan oleh negara-negara lain melalui kekuasaan paus. Proses pemutusan hubungan di bantu oleh parlemen.
            Selama revolusi keagamaan itu berlangsung, parlemen memperoleh arti dan posisi yang semakin penting karena sejak permulaan dewan itu diikutsertakan dalam segala pengambilan keputusan.Meskipun masih di atur oleh para pejabat “Privy Council”, setiap keputusan yang menyangkut seluruh bangsa dilakukan lewat pensahan parlemen. Undang-undang yang terpenting adalah “Supermacy Act” yang disahkan pada tahun 1534 yang secara resmi menyatakan kemerdekaan Gereja Inggris dengan raja sebagai pemimpinnya tertinggi.
3.2.       Ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode Transisi
PUISI
Periode Transisi disebut juga periode imitative karena banyak sajak yang ditulis meniru gaya Chaucer. Pengaruh Chaucer juga merembet sampai ke penyair-penyair Skotlandia dan mereka sering disebut “ScottishChaucerians”. Penyair-penyair tesebut antara lain Robert Henryson (1430-1506). William Dunbar (1465-1530), dan Gavin Douglas (1474-1522).
Penyair-penyair Inggris yang dapat memberikan suasana baru pada masa transisi adalah Sir Thomas Wyatt (1503-1542), seorang penyair yang memperkenalkan bentuk soneta Itali kedalam khasanah kesusasteraan Inggris dan Henry Howard, Earl of Surrey (1517-1547). Kedua penyair tersebut memperkenalkan bentuk-bentuk sajak yang berbeda dengan penyair-penyair lainnya, dan memberikan sumbangan besar bagi perkembangan kesusasteraan Inggris.
Karena wyatt sering pergi keluar negeri, dia banyak dipengaruhi oleh puisi-puisi Itali dan Latin. Sebagian besar sajak-sajaknya berupa terjemahan dan imitasi, terutama soneta cinta (sajak yang terdiri dari 14 baris), dan puisi-puisi didaktik seperti satire (sindiran) dna epistle (surat-surat). Soneta Cinta dalam bentuk aslinya merupakan karya sastra yang mirip sebuah naratif tentang ksatria pada zaman pertengahan, yang isi ceritanya Ksatria harus menunjukan kesetiaannya terhadap kekasihnya dengan cara bertarung di medan laga.
DRAMA
            Pada zaman Transisi, disamping drama-drama religius berkembang pula drama non religiusatau drama sekuler yang biasanya dimainkan di alun-alun pasar dengan menggunakan panggung ynag dapat dipindah-pindah (Stage on Wheels). Meskipun dramanya bersifat sekuler, mereka masih berjiwa religius. Tema ceritanya biasanya pertarungan antara Good (baik) dan Evil (jahat).
            Pada perkembanga berikutnya unsur-unsur religiusdan didakdik semakin memudar, dan jenis drama baru berkembang. Dalam jenis drama ini semua unsur seperti struktur bentuk diutamakan. Tujuannya tidak lagi mengajar (didaktik) tetapi dititikberatkan pada hiburan.
PROSA
            Karya sastra pada zaman transisi tidak jauh berbeda dengan zaman pertengahan. Karya terjemahan yang sangat berpengaruh di kalangan rakyat adalah terjemahan Kitab Perjanjian Baru (1525) yang dilakukan oleh William Tyndale (1484-1536).
            Karya prosa dalam bentuk romance yang paling menonjol adalah karya Sir Thomas Malory yang berjudul “Morte d’Arthur” (1470). Romance ini berkisah tentang raja Artur serta satria-satrianya. Karya ini mempunyai peranana yang sangat penting dalam perkembangan sastra Inggris selanjutnya karena menjadi sumber bahan dan inspirasi bagi penyair-penyair kenamaan dikemudian hari seperti Shakespeare dan tennyson.
4.             PERIODE ELIZABETH
4.1.    Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Elizabeth
                      Periode Elizabeth berlangsung pada tahun 1550 sampai dengan tahun 1620. Ratu Elizabeth naik tahta setelah Mary meninggal menjelang akhir tahun 1558. Elizabeth adalah ratu yang bijaksana. Ia berhasil memecahkan masalah-masalah penting seperti keagamaan, perdamaian dengan Skotlandia, pengukuhan pemerintah nasional, dan mencapai prestasi-prestasi seperti ekspansi perdagangan internasional, kekuatan di lautan, dan kemenangan-kemenangan atas Armada Spanyol.
                       Pada tahun 1559 parlemen mensahkan undang-undang yang isinya meniadakan kekuasaan paus di Inggris, dan membentuk Gereja Anglikan dengan Monarki Inggris sebagai pimpinan tertinggi dan Hierarki pejabat-pejabat Gereja yang bertanggung jawab kepada Monarki. Book of Common Prayer sebagai satu-satunya penuntun kebaktian yang sah.
                      Pada masa pemerintahan Elizabeth muncul tokoh kesusatraan yang dikenal di seluruh dunia, yaitu William Shakespeare. Pada masa itu, ratusan karya sastra yang ditulis oleh pujangga-pujangga Inggris selain Shakespeare juga bermunculan dan dapat dikatakan kesusastraan Inggris mencapai zaman keemasan.
4.2.       Ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode Elizabeth
Meskipun Inggris mengalami kemajuan pesat pada masa kekuasaan keluarga Tudor pada 12 tahun terakhir abad ke-16, mereka masih tertinggal jauh dari Italia, Perancis, dan Spanyol dalam bidang kesusasteraan, kesenian dan proses peradaban baru secara keseluruhan.
PUISI
            Secara Umum karya sastra pada zaman Elizabeth bernada romantik, yaitu lebih mengikuti suara hati, menggunakan bahasa yang segar dan masih dipengaruhi karya sastra klasik dan Italia. Penyair pada periode ini adalah:
Edmund Spenser (1552-1599), ia di lahirkan di London pada tahun 1552. Spenser belajar di Merchant Taylor’s school, dan kemudian melanjutkan ke Pembroke College, Cambridge dimana dia mendapat gelar magister pada tahun 1576. Pada tahun 1678 dia menitih karier dengan mengabdi pada Earl of Leicester, London. Karya Spenser yang paling terkenal adalah The Faerie Queene, sebuah sajak alegori yang terkenal dan terpanjang dalam khasanah kesusteraan Inggris.
George Chapman (1559-1634), salah satu sastrawan terpandang pada zamannya. Kemunculannya sebagai penyair agak terlambat dan karya pertamanya adalah Ovid’s Banquet of Sense (1595). Dua karya terjemahannya yang terkenal adalah The Iliad (1611), dan The Odyssesy (1613).
            Michael Drayton (1563-1631), Sebagian besar hidupnya menekuni sejarah dan dia memperoleh aspirasi dari sejarah seperti yang ditunjukan pada sajaknya Ballad of Agin Court dan Polly Olbion, sebuah sajak besar dalam bentuk Elexander yang berisi gambaran geografis Inggris.
Thomas Sackville (1536-1608), ia dikenal dengan sajaknya yang berjudul The Mirror of Magistrates yang menggambarkan kehidupan para penguasa pada zaman itu.
PROSA
            Prosa pada zaman Elizabeth mengalami perubahan. Tokoh-tokoh ceritanya bukan lagi makhluk luar biasa seperti dalam romance tetapi hanya orang-orang biasa. Gaya bahasanya agak di buat-buat, dan menggunakan kalimat-kalimat yang panjang. Para novelis yang terkenal pada periode ini adalah:
            John Lyly (1554-1606), dengan karya-karyanya Eupheus The Anatomy of Wit (1579) dan Eupheus and His England (1580). Eupheus The antony of Wit merupakan sebuah karya fiksi yang berkisah tentang cinta segitiga, yaitu dua sahabat mencintai gadis yang sama. Karya ini mengandung ajarantentang tatakrama, perasaan, dan moral.
            Philip Sidney (1554-1586), ia lahir dari keluarga kaya di Inggris. Dia belajar di Shrewbury School dan kemudian melanjutkan ke Oxford dan tinggal di manca negara selama beberapa tahun. Karyanya yang paling terkenal adalah The Arcadia (1590). Arcadia berbentuk patoral romance yang merupakan kumpulan nyanyian dan soneta yang ditunjukan kepada Lady Penelope Devereux, dan Lady Rich.
            Thomas Nashe (1567-1600), adalah seorang jurnalis yang ahli menulis dalam bentuk satir, karya-karya pampletnya banyakmenyindir kekuasaan gereja, skandal-skandal masyarakat elit. Dia pertama kali memperkenalkan cerita yang disebut Picaresque Chronicle yang berlawanan dengan pastoral romance. Cerita Picaresque karya Thomas Nashe yang terkenal adalah The Unfortunate Traveller, or The Life of Jack Wilton (1594).
DRAMA
Yang paling maju pesat pada periode Elizabeth adalah karya drama. Karya dramatidak lagi semata-mata bertujuan mengajarkan agama dan moral, tetapi jua bertujuan memperliahtkan kehidupan manusia. Penulis drama yang terkenal antara lain:
Christoper Marlowe (1564-1593), ia adlaah seorang anak tukang sepatu di Caterbury yang mendapat pendidikan di “The Town Grammar School” dan di Cambridge. Karyanya The Tragic History of dr.Faustus bertema pencagariankekuasaan melalui sains. Dalam drama ini dikisahkan Dr. Faustus, seorang ilmuan yang haus ilmu, mengadakan perjanjian dengan setan, Mephistopheles agar dapat menguasai segala macam ilmu dan kekuasaan. Setelah dapat menikmati segala ilmu dan kekuasaan selama 24 tahun, jiwa Marlowe diseret ke neraka oleh setan tersebut.
William Shakespeare (1564-1616), ia adalah seorang penyair dan dramawan Inggris terbesar. Karier Shakespeare sebagain seorang dramawan dapat dibagi menjadi 4 periode yaitu: Periode Eksperimen (1588-1596), periode ini ditandai dengan sifat-sifat kemudaan. Periode Perkembangan (1596-1602), pada masa ini Shakespeare sudah menunjukan kecermatan dan pengetahuan tentang sifat-sifat yang mendalam tentang manusia. Periode Kemuraman dan Depresi (1602-1608), pada masa ini Shakpeare sudah menunjukan kematangan jiwa dan puncak perkembangan artistik. Periode Ketenangan (1608-1613), periode ini mengakhiri masa produktif Shakpeare.
4.3.       Pengenalan Apresiasi Karya Sastra Periode Elizabeth
Macbeth
Macbeth merupakan salah satu drama tragedi terkenal karangan William Shakespeare. Dalam drama ini Macbeth merupakan tokoh utama yang berambisi untuk menjadi Raja setelah memenangkan peperangan. Karena dipengaruhi oleh tukang sihir (Witches) dia mengambil jalan pintas dengan cara membunuh raja Duncan. Tetapi akhirnya dia mengalami kekalahan akibat ambisinya yang merupakan kelemahannya. Cerita ini ditulis berdasarkan sejarah yaitu, “Holinshed’s Chronicles (1577)”.
5.             PERIODE PURITAN
5.1.    Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Puritan
                      Gerakan Puritan mulanya hanya merupakan gerakan keagamaan, tetapi karena tekanan-tekanan dan tindakan-tindakan yang kurang bijaksana terhadap kaum Puritan oleh James I dan Charles I, yang keduanya tidak disukai rakyatnya karena depositisme mereka, maka gerakan Puritan berkembang menjadi gerakan politik yang beroposisi terhadap raja. Situasi konflik mencapai puncaknya pada Perang Saudara (1642-1646, 1648) dan akhirnya kaum Puritan menghukum mati Charles I. Kemudaian kaum puritan mendirikan pemerintahan “Commonwealth” di bawah pimpinan Oliver Cromwell.
                      Perteantangan antara kaum puritan dan kaum katolik masih dapat diredam berkat kewibaawaan Ratu Elizabeth I yang bijaksana, tetapi pertentangan tersebut muncul lagi pada awal pemerintahan James I. Teori yang digunakan James I di Inggrisdisebut “Hak Illahi raja-raja” yang berartiTuhan memberikan hak istimewa kepada raja yang tidak dapat diganggu gugat karena raja adalah wakil Tuhan di bumi ini.
                      Keretakan pertama muncul ketika kaum Puritan meminta izin kepada raja untuk melakukan praktik-praktik kebangkitan gereja dengan upacara sendiri dan lebih menekannkan khotbah. Akibat penolakan secara langsung tersebut adalah pemecatan beberapa ratus pendeta dari gereja Anglikan. Sejak saat itu dimulai gerakan non konformis. Situasi konflik antara raja dan perlemen berlanjut sampai masa pemerintahan Charles I (1625-1649), putera James I.
                      Konflik yang berkepanjangan antara kelompok Raja dan kelompok Puritan mencapai puncaknya pada perang saudara (1642-1646, 1648). Pihak raja didukung oleh sebagian besar bangsawan, orang-orang Anglikan, kaum katolik, dan kaum gentry yang mahir menunggangi kuda. Sedangkan kaum Puritan didukung oleh sebagian kecil kaum bangsawan dan sebagian besar golongan menengah.
Perang saudara yang berlangsung selama 4 tahun tidak hanya melibatkan kelompok raja dan parlemen, tetapi juga kelompok lain yaitu orang-orang Scotlandia dan New Model Army di bawah pimpinan Oliver Cromwell, yang mendukung kelompok parlemen. New Model Army akhirnya mengalahkan tentara royalitas di Naseby pada tahun 1645.
Menyerang raja tidak beratri persoalan selesai, karena setelahitu muncullah keretakan antara kaum Parlemen, New Model Army, dan orang Scotlandia yang masing-masing ingin lebih berkuasa. Perang saudara II dimenangkan oleh New Model Army. Setelah Charles I di hukum mati, Oliver mengangkat diri menjadi pimpinan bangsa Inggris dan Inggris diubah menjadi suatu negara republik selama kurang lebih 11 tahun (1649-1660).
5.2.       Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode Puritan
Masa kekuasaan kaum Puritan menghasilkan sejumlah besar karya sastra (Puisi dan Prosa), tetapi seni drama tidak dapat berkembang karena dilarang oleh pihak penguasa. Drama dianggap sebagai sarang kemaksiatan oleh penguasa puritan.
PUISI
            Pada periode ini dikenal tiga jenis puisi yaitu, puisi metafisik, puisi cavalier, dan puisi puritan.
1.    Puisi Metafisik
Puisi ini pertama kali digunakan oleh Dr. Samuel Johnson (1709-1786), seorang sastrawan terkemuka abad ke-18. Puisi metafisik lebih mengutamakan intelek daripada emosi, jadi dalam puisinya didapat banyak istilah-istilah sains. Ciri-ciri metafisik yang berkembang pada abad 17 dan akhir adalah: puisinya pendek selalu padat makna dan irit kata, penggunaan imajinasi yang tidak lazim, penggunaan bahasa yang keras dan kasar, penggunaan istilah sains dan tema berkisar tentang sifat manusia yang mendua fisik dan spiritual. Penyair metafisik yang paling terkemuka adalah :
John Donne (1572-1631), sebagai penyair utama metafisik dilahirkan dalam tradisi keluarga Katolik Roma yang kuat. Dalam menggambarkan gagasan-gagasan  dalam puisiny, John Donne tidak menggunakan perbandingan-perbandingan konvensional, tetapi menggunakan fantastik dan hiperbola. Karyanya yang paling menonjol adalah “The Sun Rising”.
2.    Penyair Cavalier atau Royalist
Para penyair Cavalier adalah pengikut setia Raja Charles I, memiliki semangat jiwa yang berbeda dengan kelompok penyair metafisik.Mereka mencintai kehidupan duniawi dan tidak begitu fanatik terhadap agama.
Penyair-penyair yang menonjol antara lain Robert Herrick (1591-1674) dengan sajaknya To The Virgin to Make Much of Time, Thomas Carew (1595-1639) dengan sajaknya To His Mistress in Absence, dan Richard Levelace (1618-1658) dengan sajaknya To Althea from Prison.
3.             Penyair Puritan
Penyair Puritan yang menonjol adalah John Milton (1608-1674). Disamping menjadi seorang penyair, ia juga menjabat sebagai sekretaris urusan Luar Negeri Oliver Cromwell. Milton dibesarkan menurut ajaran-ajaran Puritan dan sejak kecil sudah menyenangi musik, puisi dan keindahan. Ia memiliki semangat Renaissance dan sangat taat beragama. Karya Milton yang sangat terkenal adalah “Paradise Lost” sebuah sajak epik yang terdiri dari 12 buku, ditulis dalam bentuk “blank verse”.
PROSA
            Salah satu penulis prosa pada periode ini adalah, John Bunyan (1620-1688), terkenal dengan karyanya yang bersifat alegoris, The Pilgrim’s Progress. Karya tersebut merupakan karya alegori dunia. Buyan adalah seorang yang miskin dan tidak berpendidikan. Dia tidak tahu sama sekali kebudayaan Renaissance dan tidak mempunyai dasar kebudayaan Yunani dan Roma. Namun ia banyak terlibat denga Reformasi di Inggris.
5.3.       Pengenalan Apresiasi Karya Sastra Inggris Periode Puritan
Paradise Lost
            Sajak “Paradise Lost” merupakan sebuah epik dalam bentuk “blank verse” tentang pengusiran setan dari surga. Milton adalah seorang penganut Puritan. Sajak ini berkisahan tentang setan, malaikat pemberontak, yang diusir dari surga bersama pengikutnya. Di neraka, para malaikat yang terusir tersebut membahas cara-cara untuk membalas dendam, dan kemudian memutuskan untuk merusak Adam dan Eve, manusia pertama di dunia. Pada saat itu Adam dan Eve sepenuhnya tidak berdosa dan hidup bahagia, tetapi Tuhan telah melarang mereka memakan buah dari pohon pengetahuan tentang baik dan buruk. Setan menipu Eve, danmembujuknya untuk memakan buah tersebut. Kemudian Adam dengan rasa enggan mengikuti bujukan Eve untuk ikut makan. Tak lama kemudian mereka merasa bersalah dan malu, kemudian mereka menjadi mortal dan harus mati. Tuhan mengusir mereka dari Taman Firdaus ke bumi dan mereka harus bekerja agar tetap hidup.
6.             PERIODE RESORTASI
6.1.    Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Resortasi
Setelah Oliver Cromwell meninggal, anak lelakinya, Richard Cromwell, menggantikannya sebagai pimpinan negara republik Inggris, tetapi karena Richard Cormwell tidak memiliki kecakapan seperti ayahnya, terjadilah kekacauan di seluruh inggris. Untuk mengatasi kekacauan tersebut, jenderal Monk, pimpinan tentara, menambil tindakan dengan merebut kekuasaan pemerintahan tanpa pertumpahan darah. “Long Parliament”, hasil pemilihan tahun 1640, dibubarkan dan dibentuklah parlemen baru melalui pemilihan bebas.
Pada tahun 1660 parlemen memanggil pulang charles II yang selama itu berdiam di  luar negeri (perancis) untuk menduduki tahta kerajaan yang sudah lama kosong.
            Pada 10 tahun pertama masa pemerintahan charles II Inggris mengalami masa tenang karena ia membatasi kekuasaanya dan ada keseimbangan antara parlemen dan raja. Tetapi keadaan tenang itu tidak berlanjut karena pada dasarnya charless II adalah seorang pengagum Louis XIV dari perancis. Ia ingin agar model pemerintahan perancis dengan raja absolut dan agama katoliknya dapat diterapkan di Inggris.
            Untuk mewujudkan keinginanya itu, charles II berusaha mengadu domba kelompok-kelompok masyarakat tersebut antara lain: Kaum “squires” atau “gentry” (tuan tanah), Kaum Anglika, Kaum pedagang dan produsen, Kaum pembelot, dan kaun katolik.
Pada pemilihan parlemen pada tahun 166, kelompok tuan tanah dan anglikan mendapat suara terbanyak dan mendapat julukan “Cavalier Parliament. Charles II menyadari kenyataan ini, oleh karena itu ia mengubah siasat dengan menangguhkan rencananya untuk memulihkan agama Kristen Katolik di Inggris. Selanjutnya, ia berusaha mengambil hati parlemen dan mencari dukungan  dengan metengahkan “doktrin monarki” yang mengajarkan bahwa melawan raja merupakan suatu pandangan yang dikaitkan dengan Anglikanisme.
6.2.       Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode Restorasi
PUISI
Bentuk puisi pada peride Restorasi yang paling menonjol adalah “heroic couplet”, yaitu suatu bentuk puisi yang setiap barisnya berisi lima tekanan keras pada setiap suku kedua (iambic penta meter), dan setiap dua baris berirama satu sama lain. Tokoh terkenal pada periode ini adalah:
John Dryden (1631-1700), ia dikenal sebagai seorang dramawan, kritikus, dan satiris. Sajak-sajaknya mencerminkan pergolakan politik dan pertentangan keagamaan yang berlangsung sejak zaman Puritan, dan juga mencerminkan pendirian Dryden yang berubah-ubah. Dalam keagamaan dia juga tidak konsisten, selalu berpindah-pindah agama. Keunggulan Dryden adalah pada sajak-sajak jenis satire, sajak politik , keagamaan , sajak-sajak cerita, dan beberapa drama tradegi yang sering disebut “heroic tragedies” karena ditulis dalm bentuk heroic couplet. Karya-karyanya antara lain The Conquest of Granada, The Indian Queen, and Aureng Zebe.
DRAMA
Bentuk drama yang paling populer pada zaman Restorasi adalah “Comedy of Manners”. Drama semacam ini biasanya mnggambarkanpergaulan, percakapan, serta intrik-intrik dan berbagai “love affairs” dikalangan masyarakat atas pada masa itu, yang bbas dari pertimbangan moral serta unsur-unsur romantik, bahkan dikatakn cabul. Dramawan yang paling terkenal adalah:
William Congreve (1670-1729), ia adalah seorang penullis drama komedi terbesar pada periode Restorasi. Ia banyak dipengaruhi oleh Molliers, sastrawa perancis dan seperti pengrang-pengarang linny ia menyindir sikap masyarakat saat itu. Karya-karyanya adalah Love for Love dan The Way of the World.
William Wycherly (1640-1716), ia menulis The Courty Wife, The Plain Dealer, dan Love in a Wood.
PROSA
            Periode ini ditandai penggunaan rasio, bukan imajinasi. Rasio sangat berperan dalam perkembangan penulisan prosa. Oleh karena itu muncullah sejumlahkritikus, sejarahwan, filosof, dan penulis-penulis religius pada masa itu. Dua filosofis terbesar itu adalah:
            Thomas Hobbes (1588-1679), ia adalah seorang naturalis yang menyatakan bahwa ilmu alam harus menjadi fondasi semua pengetahuan manusia. Gagasan-gagasannya diungkapkan dalam buku “The Leviathan”.
            John Locke (1632-1704), ia mengatakan bahwa semua manusia dan pemerintahan dibentuk untuk melindungi hak-hak tersebut. Teori-teorinya tentang politik yang dituliskan dalam buku “Treatises on Goverment”.
6.3.       Pengenalan Apresiasi Karya Sastra Inggris Periode Resortasi
Absalon and Achitopel
            Dalam sajak ini Dryen menyindir intrik-intrik politik tentang isu suksesi raja (Charles II). Ia mengambil cerita dari kitab injil yang mengisahkan pemberontakan Absalom terhadap ayah kandungnya, Raja David II. Dryyen menyerahkan Earl of Shaftesbury, yang menginginkan anak tidak sah raja Charles II, James yang beragama Katolik. Pada baan pertama Dryen menggambarkan sifat-sifat Earl of Shaftesbury palsu, yang dikutuk oleh setiap generasi karena jahat. Pada bagian kedua, ia menggambarkan jenis orang yang mendukung Earl of Shaftesbury.
7.       PERIODE AGUSTUS
7.1.    Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Agustus
Revolusi Gemilang ( Glorious Revolution ) mengkhiri periode Restorasi dengan kemenangan Parlemen Inggris atas Raja. Sejak saat itu kekuasaan Parlemen Inggris yang mewakili kepentingan rakyat semakin berkembang. Peristiwa ini memaksa James II melarikan diri ke Perancis. Tahta kerajaan kemudian jatuh ke tangan William dan Mary. Tahun 1715 dan 1745 anak-anak James II, James Francis Edward Stuart dan Charles Edward Stuart, berusaha merebut kembali tahta kerajaan. Ketika William meninggal Anne Stuartlah yang menggantikannya memegang tumpuk kerajaan.
Ratu Anne wafat tahun 1714 tanpa keturunan. Pihak Parlemen Inggris sejak 1701 telah menetapkan bahwa pengganti Anne haruslah seorang pemeluk agama Protestan. Setelah Anne wafat, penggantinya yang paling sesuai adalah Pangeran George, anak Ratu Sophia dari Hannover German. Ratu Sophia adalah cucu raja James I, George I, yang hanya bisa berbahasa German itu, naik tahta pada usia 54 tahun.
George I tidak begitu memeperhatikan pemerintahan, demikian juga anaknya George II yang memerintah Inggris pada Tahun 1727-1760. Pada Tahun 1707, terjadi penggabungan Inggris dengan Skotlandia dengan nama Great Britain. Selama periode ini Inggris berkecimpung dalam berbagai perang di Eropa selain dengan Perancis dan Indian Amerika. Periode ini adalah periode yang penuh dengan kekacauan di bidang politik. Kaum Whig yang puritan menguasai pemerintahan secara mutlak. Tokoh politik pada masa ini adalah Robert Walpole, perdana menteri sejak Tahun 1721 hingga Tahun 1742. Walpole adalah seorang politisi dari golongan Whig yang memiliki kemampuan yang besar meskipun dianggap  orang yang keras kepala dan kurang tegas.
Revolusi industri ( Industrial Revolution ) yang marak pada akhir abad ke-18 membawa banyak pengaruh dalam kehidupan sosial/kemasyarakatan. Salah satu akibat dari Revolusi Industri adalah menjamurnya barang-barang cetakan. Industri pecetakan berkembang pesat dan barang-barang cetakan yang mula-mula langka sekarang menjadi barang yang mudah dijumpai.  Dmpak negatif dari mudahnya mencetak karya sastra adalah tidak adanya kontrol atas karya yang bermutu atau tidak sehingga masyarakat awam menjadi kebingungan memilih karya sastra yang bermutu ditengah banjirnya barang cetakan ini.
Selain dampak negatif tersebut ada banyak dampak positif yang bisa dirasakan masyarakat. Masyarakat dengan mudah dan murah dapat memperoleh buku-buku yang berguna untuk menambah pengetahuan mereka. Ketersediaan buku membuat budaya melek baca berkembang pesat. Selain itu maraknya usaha penerbitan juga mendukung munculnya terbitan-terbitan berkala yang memberikan informasi bagi masyarakat daerah tidak buta sama sekali terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di kota-kota besar.
Masa ini adalah masa keemasan di bidang industri dan perdagangan. Secara perlahan muncul industri-industri kaya milik kelas menengah. Biji kopi diperkenalkan di Inggris pada Tahun 1652 dan coffee houses muncul di mana-mana.
Dalam bidang perdagangan dan ekspansi, sudah sejak abad ketujuh belas para pionir Inggris mengarungi lautan Atlantik, mula-mula ke sekitar Karibia  untuk membuka perkebunan dan kemudian ke Amerika Utara untuk menemukan lahan pertanian. Pemukiman-pemukiman di wilayah selatansaat itu dianggap lebih penting, karena daerah-daerah tersebut banyak menghasilkan hasil-hasil perkebunan seperti gula, kapas dan tembakau yang tidak dihasilkan oleh negeri Inggris sendiri.
7.2     Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode Agustus
Periode sastra antara tahun 1700-1750 ini memiliki beberapa nama. Secara umum periode ini sering disebut sebagai periode Agustus ( augustan period ) yang mengacu pada kaisar Agustus dari romawi yang memerintah 27 SM-14 M dimana pada zaman itu kesusastraan khususnya puisi sudah dianggap mencapai puncaknya dengan gaya yang dibuat-buat, bersifat politis dan satiris.
Diluar puisi, periode ini juga dikenal dengan nama-nama lain. Periode ini disebut juga periode Neoklasik ( The Age of Neoclassicism ) karena menekankan pada keteraturan, logika, peredaman emosi, akurasi, denga tujuan mencapai proporsi, kesatuan, harmoni, dan keanggunan dalam karya sastra sehingga karya sastra tersebut mampu menimbulkan rasa senang, mengarahkan dan mengoreksi tingkah laku manusia sebagai mahluk sosial.
PROSA
Prosa berkembang pesat pada periode Agustus ini yang diawali dengan berkembangnya penerbitan berkala, misalnya surat kabar atau majalah. Tahun 1702 muncul surat kabar pertama, Daily Courant, yang segera diikuti oleh penerbitan berkala lainnya, kemudian The Tatler tahun 1709 dan The Spectator tahun 1711. The Tatler memuat berita-berita politik, esai-esai ringan, dan gosip-gosip yang banyak digunjingkan di klu-klub ataupun kedai-kedai kopi yang saat itu mulai banyak bermunculan. Tokoh yang terkenal pada periode ini adalah:
Daniele Defoe ( 1661-1731 ), seorang pembangkang dari golongan kelas menengah, adalah anak dari seorang pedagang eceran. Ia dianggap sebagai pelopor karya fiksi realistis. Ia juga seorang pedagang, agen rahasia, seorang wartawan, dan penulis pamflet yang sangat produktif. Satu hal yang penting dari Defoe  adalah arah dari novelnya. Ia telah menulis sejumlah prosa naratif yang panjang yang lebih mirip sebuah picaresque: novel yang bercerita tentang petualangan-petualangan.
Jonathan Swift ( 1667-1745 ) dikenal sebagai penulis prosa atire dengan rasa humor yang tinggi. Sebagai seorang intelektual, ia menyukai seseorang sebagai mahluk individu, tidak sebagai mahluk kolektif. Swift adalah seorang yang sensitif, angkuh, pendendam, dan juga seorang yang selalu gusar. Ia mendendam perasaan pahit terhadap nasibnya sendiri dan terhadap masyarakat sekitarnya. Perasaan ini ditumpahkannya ke dalam karya-karyanya.
Samuel Johnson ( 1708-1784 ), penulis yang lebih dikenal dengan sebutan Dr. Johnson ini selama bertahun-tahun merajai dunia sastra Inggris, sehingga banyak yang menyebutnya sebagai Diktator Sastra. Tentang kehidupannya dapat kita simak pada biografi yang berjudul The Life of Johnson yang ditulis oleh James Boswell ( 1740-1795 ) seorang pengikutnya yang setia.
PUISI
Penyair utama periode agustusan ini adalah Alexander Pope (1688-1741). Alexander Pope adalah satu-satunya pengarang yang penting dari generasinya yang benar-benar orang sastra. Pope mengembangkan bakatnya menulis puisi. Sukses yang luar biasa pertama kali sebagaipenyair adalah ketika ia menulis karyanya yang berjudul Essay on Men mendapat tanggapan positif. Karyanya yang kemudian adalah “The Rape of the Lock yang merupakan suatau “burlesque yang berkisar tentang kejadian atau soal remeh yang diperlakukan secara serius tetapi efeknya sangat menggelikan.
DRAMA
Periode Agustus ini merupakan periode yang gersang dalam karya sastra drama. Hanya dua penulis yang patut diketengahkan disini yaitu John gay ( 1685-1732 ) yang menulis The Beggar of Opera terbit pada tahun 1728 dan merupakan drama satire terhadap opera-opera Italia, serta George Lillo (1698-1739) dengan karyanya The LondonMerchant or the History of George Barnwell yang terbit padatahun 1731 yang merupakan sebuah drama sosial.




8.    PERIODE PRE ROMANTIK
8.1  Latar belakang Sosial Masyarakat Inggris Peiode Pre Romantik
Raja George II meninggal pada tahun1760, dan cucunya George III menggantikannya sebagai raja Inggris. George III memerintah negeri ini hingga 1820. Pada masa pemerintahan George III, banyak terjadi hal-hal yang patut dicatat, misalnya timbulnya masa-masa transisi di bidang politik, sosial, serta struktur ekonomi. Dibidang pemerintahan, Raja George III sangat tidak setuju pemerintahan negara dilaksanakan oleh para menteri dan parlemen. Ia berusaha memerintah negeri ini dengan cara kekeuasaan tradisional sebagaimna dipraktekkan oleh dinasti Stuart. George III, sebagaimana raja-raja dari Dinasti Stuart, berusaha mengontrol Parlemen. Dengan menggunakan kekuasaan uang ia membel orang-orang untuk setia padanya dan mendirikan suatu partai sendiri yang disebut “ King’s Friens “ atau para sahabat raja. Perlahan-lahan George III mampu melemahkan kekuasaan Partai Whig di parlemen sehingga akhirnya ia bisa menguasai parlemen.
Beberapa tanda-tanda pudarnya paham neo-klasik dapat disebutkan sebagai berikut.
1.        Tumbuhnya ketidaksenangan terhadap hasil-hasil serta tiruan –tiruan yang berbau klasik.
2.        Tidak peduli terhadap hal-hal yang bersifat kuno, seperti terhadap Horace. Karyanya sudah tidak banyak lagi diperbincangkan.
3.        Adanya kecenderungan membaca karya-karya dari timur, seperti dongeng-dongengdari The Arabian Nights.
4.        Tumbuhnya perhatian terhadap landscape Inggris.
5.        Adanya kecenderungan melupakan paham klasik Perancis serta pemimpin-pemimpin klasik modern di Eropa.
6.        Adanya usaha untuk mencari ide-ide, tema-tema serta gaya penyajiannya yang baru.
7.        Penulis neo-klasik memproduksi karya sastra hanya untuk orang bangsawan dan terpelajar, sedangkan penulis baru menulis untuk memnuhi tuntutan kaum borjuis baru.
8.2 Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode Pre-Romantik
Masyarakat Inggris yang sebelumnya masih menganggap karya sastra neo-klasik adalah karya sastra utama, kini mulai beranggapan bahwa suatu karya sastra tanpa perasaan adalah karya sastra yang gersang. Karya sastra pada periode ini mulai diwarnai dengan emosi serta kritik terhadap norma-norma klasik yang membelenggu kebebasan berkarya. Pemberontakan terhadap kaidah-kaidah berkarya periode non-klasik ditandai dengan ditinggalkannya bentukheroic coupletdan dipakainya bentuk blank verse sebagaiman karya-karya Shakespeare, Spencer, dan Milton.

PROSA
Bentuk yang pertama muncul adalah Chronicle”. Bentuk ini berupa laporan tentang peristiwa-peristiwa yang terfokus pada seseorang yang menjadi tokoh utama. Bentuk keduanya adalah “Plotted Adventure Story”. Bentuk ini sudah memiliki semacam plot yang merangkai petualangan-petualangan mendebarkan yang dialami tokoh utama. Bentuk ketiga adalah “Romance dengan ciri khasnya berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi di tempat-tempat yang terasa jauh dan asing.
Samuel Richardson (1689-1761) dianggap sebagai penulis novel pertama dalam sejarah kesusastraan Inggris. Sebagai seorang yang sudah dikenal kepribadiannya menulis surat, ia diminta oleh para penerbit untuk membuat buku tuntutan membuat surat. Terbitlah buku yang berjudul Pamela or Virtue Reward dan mengisahkan tentang seorang pramuwisma yang mendapat godaan dari tuannya.
Henry Fielding (1707-1754), Fielding lebih cenderung ke tokoh-tokoh yang jenaka, kadang-kadang satiris dalam tulisannya. Ini dibuktikan dalam tulisannya yang berjudul Joseph Andrews yang terbit pada Tahun 1742 yang sesungguhnya adalah sindiran terhadap karya Richardson Pamela yang dianggapnya penuh dengan sentimentalis palsu dan kebajikan-kebajikan kuno.
Tobias Smollet (1721-1771), Seorang Skotlandia yang berpraktik sebagai dokter ahli bedah sepulangnya dari West Indies. Karya-karyanya berbau petualangan sehingga menyerupai picarescue novel. Beberapa diantaranya adalah “Roderick Random” dan “Peregrine Pickle”.
Laurence Sterne 91713-1768), adalah seorang humoris, humornya berpijak pada suatu kejadian yang tidak diduga. Karya master piecenya adalah The Life and Opinions of Tristram Shandy.

PUISI
Thomas Gray ( 1716-1800 ) mendapat pendidikan di Cambridge dalam tradisi klasik dan kemudian menjadi guru besar pada Universitas yang sama.  Gtema-tema sajaknya adalah rasa simpati yang mendalam terhadap kehidupan rakyat pedesaan. Sajaknya yang terkenal adalah “Elegy Written in a Country Churchyard.”
Robert Burns ( 1759-1796 ) adalah benar-benar seorang artis dan seorang romantik sejati. Karya-karyanya antara lain adalah “To a Mountain Daisy, Toa Mouse, dan sebuah lgu yang menjadi lagu dunia Auld Lang Syne.

DRAMA
Oliver Goldsmith adalah seorang penulis yang miskin dan pernah ditahan oleh pemilik tanah karena tidak membayar sewa. Ia adalah anggota kelompok Samuel Johnson, dan dianggap sebagai penulis yang produktif. Karyanya yang paling terkenal adalah The Good Nature man (1768)
Richard Brinsley sheridan (1751-1816) dididik di harrow School, belajar hukum. Drama pertamanya, The Rivals, diproduksi di Covent Garden in 1775, mengalami kegagalan pada pertunjukan malam pertama. Drama terkenalnya The School for scandal (1777,) dinilai sebagai salah satu comedy of manners terbaik dalam khasanah kesusastraan Inggris.

9.             PERIODE ROMANTIK
9.1.       Sejarah Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Romantik
            Pada awal revolusi, pendapat umum di Inggris cenderung bersimpati atas gerakan itu. Bangsa Inggris meyamakan peristiwa besar pada tahun 1789 itu dengan Revolusi gemilang tahun 1688 yang mengakhiri kekuatan raja yng absolut. Disamping itu, para intelektual Inggris terutama seniman terangsang oleh ide-ide yang terkandung dalam slogan liberte (kebebasan), egalite (persamaan), fraternite (persaudaraan).
            Pada tahun 1793 Inggris bersama beberapa negara-negara Eropa membentuk koalisi dan memulai perang melawan perancis. Pemerintahan Inggris berada di tangan orang yang berpandangan sempit. Kemudain kaum Whig mengusulkan undang-undang Reform Bill (1832).
Sistem pembagian tanah adalah “sistem ladang terbuka” (open field system). Dalam hal peningkatan produksi “ladang terbuka” ini kurang menguntungkan, karena pemilik tanah maupun penyewa tidak leluasa mencoba metode baru, karena takut gagal. Hal-hal tersebut diatas telah menyebabkan terjadinya perubahan dalam sistem pembagian tanah. Pembagian tanah diatur oleh Lord sedemikian rupa untuk menjaga kesuburantanhanya.
            Sistem ladang tertutup merupakan perubahan penting di Inggris karena produksi pertanian dan peternakan meningkat, walaupun tidak dipungkiri sistem tersebut mengorbankan para petani kecil. Peningkatan produksi dan peternakan ini penting mengingat pertumbuhan penduduk Inggris yang pesat.
9.2.       Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode Romantik
            Karya sastra priode Romantik ditandai dengan ciri-ciri yang berangkat dari semoyan –semboyan “emotion is more important than reason”, “nature is the the prime bringer of happiness”, “nature is the best teacher of moral”, “a language of poetry should be language of rural people”. Semboyan-semboyan tersebut berawal dari anggapan bahwa karya sastra adalah ungkapan perasaan individu, jadi bersifat subjektif dan lebih menekankan pada perasaan dibandingkan rasio.
            Sekelompok penulis yang menentang slogan periode agustus mengasingkan diri dan hidup di desa-desa. Mereka mencintai alam sedemikian rupa sehinggan timbul anggapan dari mereka bahwa “tuhan ada di alam” (god resides in nature). Anggapan ini lebih dikenal dengan istilah “panteisme”.
            Titik pangkal munculnya aliran romantisme di Inggris ini sebenarnya berakaar pada timbulnya revolusi perancis yang terkenal dengan semboyan liberty (kebebasan), egality (persamaan), dan fraternity (persaudaraan).
PENGARANG DAN KARYA-KARANYA
PUISI
            Jenis  karya sastra puisi berkembang subur pada periode ini. Nama-nama  penyair yang dapat diketengahkan adalah William Wordsworth, Samuel Taylor Colleridge, Percey Bysshe Shelley, John Keats, dan Walter Scoot.
            William Wordsworth (1750-1850), ia hidup disebuah distrik bernama Lake District, di bagia barat laut Inggris. Kecintaan Wordsworth pada alam sedemikian besar. Ia berpendapat bahwa alam dalam segala bentuknya memiliki jiwa yang suci. Alam telah menjadi agamanya dan ia mendapat julukan “Nature’s High Priest” (Iman Besar Alam). Karyanya yang paling terkenaal adalah “The Prelude”, yang isinya menggambarkan kehidupan masa kanak-kanaknya di bukit Cumberland.
Samuel Taylor Colleridge (1772-1834), artikel-artikelnya bersifat kritis dan pembicaraanya yang cerdas membuat setiap orang terpana. ia adalah penyair yang berwawasan sangat luas. Karya-karyanya adalah Ode on Destruction of Bstille, Ode to France.
Sir Walter Scott (177-1832), adalah satu-satunya penulis prosa yang patut diperhitungkan pada periode ini. Beberapa karyanya yang sangat terkenal adalah “The Lady of The Last Minstrel” (1805), dan “The Lady of The Lake” (1810) yang berbentuk puisi naratif historis.
Percey Bysshe Shelley (1792-1822), adalah satu-satunya anak seorang tuan tanah yang menjadi anggota terhormat Parlemen Inggris. Pernikahan Shelley kandas ketika ia bertemu dengan Mary Godwin  dan pembaharu yang radikal yaitu William Godwin. Karyanya yang paling terkenal adalah “Alastor or the Spirit of Solitude”, yang mengisyaratkan kegelisahan jiwa romantiknya, mengungkapkan kegagalannya dan mengejar cita-cita sekaligus harapan untuk hari esok.
John Keats (1795-1821), ia sangat dikenal dengan ungkapan yang terdapat pada sajaknya yang berjudul “Endymion” yang berbunyi: “A thing of beauty is a joy forever: it’s loveliness increases: it will never pass into noyhingness”.
PROSA
            Tidak seperti karya sastra puisi, karya sastra prosa pada periode ini berkembang sangat lamban. Yang menarik pada periode ini adalah munculnya karya sastra non-fiksi seperti karya sastra sejarah, biografi, kritik dan sebagainya. Beberapa tokoh yang dapat diketengahkan adalah Charles Lamb (1775-1834), Thomas de Quincey (1785-1859), Walter Scott (1771-1832), dan Jane Austen (1775-1817) seorang penulis novel wanita yang produktif.



DRAMA
Tidak demikian dengan halnya karya sastra drama yang ditulis yang muncul kepermukaan. Drama megalami masa suram. Ini disebabkan golongan menengah yang mendominasi masyarakat Inggris pada saat itu tidak begitu meghargai karya sastra drama sebagai karya seni. Tokoh dramawan tidak diketahui pada periode ini.
9.3.       Pengenalan Apresiasi Karya Sastra Inggris Periode Romantik
“The Rime of the Ancient Mariner”
Karya Samuel T. Colleridge
            Sajak ini dianggap sajak yang unik dalam sejarah penulisan balada. Keunikannya terletak pada peristiwa-peristiwa yang aneh pad aceritanya, hal yang bersifat magis dari dunia supernatural dan gaya hidup yang kuno. Pad asjak ini dicertitakan seorang marnir tua berrtemu dengan tiga orang yang gagah perkasa. Salah seorang dari mereka menghentikannya dan mengajaknya pergi ke pesta perkawinan. Colleridge memberi glosarium pada puisinya sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya.
10.     PERIODE VICTORIA
10.1.  Sejarah Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Victoria
Periode ini dinamakan “Periode Victoria” karena pada waktu itu bersamaan dengan bertahtanya Ratu Victoria (1837-1901). Masa itu adalah masa damai dan selama masa itu berlangsung perubahan-perubahan sosial yang penting, serta perkembangan ekonomi dan teknoligi yang pesat. Perubahan-perubahan ini merupakan salah satu aspek yang disebut revolusi industri. Yang dimaksud dengan revolusi industri adalah segala perubahan radikal yang di akibatkan oleh penemuan-penemuan baru dalam teknologi industri dan pengangkutan. Revolusi ini mengandung segi-segi positif dan negatif. Salah satu masalah yang paling serius adalah perbedaan yang semakin mencolok antara yang kaya dan yang miskin. Maka banyaklah gagasan yang diajukan untuk memecahkan masalah ini. Sedangkan segi positif revolusi terlihat dengan meningkatnya kemakmuran dan ilmu pengetahuan alam yang menemukan keajaiban baru, misalnya tenaga listrik yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Hal yang menghebohkan adalah hasil penelitian Charles Darwin (1809-1882), yang diterbitkan dengan judul “The Origin of species” (1859). Yang mengemukakan teori evolusi biologis. Teori Darwin mengubah bnayak pandangan tentang segala sesuatu di dunia ini, dan juga menimbulkna banyak pertentangan. Selain itu kemajuan dalam bidang ilmiah dan pendididkan semakin maju dan meluas. Hal ini menandakan semakin maju demokrasi dan ekonomi yang memerlukan tenaga-tenaga terdidik dalam jumlah yang semakin besar.
10.2.  Ciri-ciri Umum Kesusasteraan Pada Zaman Periode Victoria
            Ciri umum kesusasteraan Periode Victoria adalah prosa. Banyak sajak yang bermutu yang dihasilkan Pada periode ini. Semakin meluasnya pendidikan umum maka semakin besarlah jumlah pembaca terbitan-terbitan berkala seperti surat kabar dan majalah yang isinya tentang berita, gagasan-gagasan, ulasan, dll. Semakin majunya ilmu pengetahuan, maka semakin bertambah jumlah buku ilmiah mengenai alam dan aspek kehidupan manusia. Ciri penting lainnya adalah bahwa kesusteraan prosa dan puisi diabdikan menjadi suatu tujuan untuk meningkatkan moral masyarakat. Jadi novel tidak saja menggambarkan hidup bagaimana adanya, tetapi juga mengetengahkan bagaimana hidup itu seharusnya.
PROSA
            Prosa lebih banyak dihasilkan dalam Periode Victoria. Selain itu  prosa dikatakan sebagai kesusteraan yang diabdikan kepada suatu tujuan. Maka karya-karya novel yang dihasilkan dalam Periode Victoria umumnya disebut “novel-novel masalah” (problem novels). Dan karena tujuannya untuk meningkatkan moral masyarakat, maka novel ini disebut “novel-novel didakdik”. Tokoh novelis yang terkenal pada periode ini adalah:
Charles Dickens (1812-1870)
Dicken adalah novelis Inggris yang paling populer dan dikenal secara Internasional. Masa kecilnya belangsung dalam suasana kemiskinan dan kesepian. Dicken memulai karirnya sebagai seorang wartawan dan semua novel-novelnya diterbitkan secara periodik terutama dalam dua majalah yang di editnya sendiri yaitu “The Household Words” dan “All the Year Around”. Buku pertamanya adalah “Sketches by Boz” (1836) yang merupakan kumpulan cerita pendek dan tulisan deskriptif dalam bentuk essay.
William Makepeace Thackeray (1816-1833), ia mengenyam pendidikan Charterhouse dan Cambridge University yg pada tahun 1930 ia meninggalkan bangku kuliahnya. Kemudia tahun 1842, dia diundang untuk menjadi staf majalah Punc, yang ia jadiakna sebagai medium untuk melatih keahliannya dalam bidang humor. Novelnya yang sangat menarik adalah “The Book of Snops”.
George Eliot (1819-1880), ia adalah seorang putri makelar tanah tori. Secara khusus ia menerapkan realisme dalam karya fiksinya dan mencoba untuk menghilangkan Picturesque dan Burlesque dari karyanya. Karyanya yang paling terkenal adalah Adam Bede (1859).
Elizabeth Gaskell (1865-1910), dia adalah seorang novelis dan penulis geografi. Ia menulis lebih keras dan berani buku-buku yang bercerita tentang orang-orang miskin di Inggris bagian utara, tetapi berakhir dengan happy ending.
Charlotte Bronte (1816-1855), adalah novelis putri Patrick bronte, seorang pendeta Yorkshire yang berdarah Irlandia. Pada tahun1846 Charlotte bersama adiknya Emily Bronte (1818-1848) dan Anne Bronte (1820-1849) yang juga seorang novelis, menerbitkan sebuah kumpulan puisi dengan nama pena Current Ellise dan Acton Bell, novel pertamanya adalah The Professor.
Anthony Trollope (1815-1882), ia beranggapan bahwa menulis sebuah novel merupakan sebuahkerajinan dan bisnis seperti halnya membuat sepatu. Karyanya adalah The Warden (1855), Barchester Towers (1857), The Small House at Allington (1864), The Last Chronicle of Barset (1867). Dalam novel-novel tersebut ia menunjukkan nilai-nilai konservatif.
Samuel Bulter (1835-1902), Seorang satirist, penulis ilmiah, dan sebuah novel auto-biografinya The Way of All Flesh (1963) menjadi model bagi sejumlah penulis abad 20. Satir-satirnya Erewon dan Erewon Revisited merupakan anti utopia.
Thomas Hardly (1880-1928), sebelum menjadi penyair dia adalah seorang arsitek. Dia begitu dekat dengan kehidupan pedesaan yang menjadi asal-usulnya. Dia mengalami kehilangan iman seperti halnya para intelektual inggris pada paruh kedua abad 19. Novelnya yang paling terkenal adalah The Trem Woman’s Tragedy.
Rudyard Kipling (1856-1936), Kipling sangat terkenal pada periode ini karena karyanya mengungkapkan apa yang ingin diketahui oleh orang Inggris pada masa itu. Karyanya yang dianggap berhasil adalah Captains Courangeous (1897) dan Kim (1901).
Thomas Babington Macaulay (1800-1859), dia seorang sejarahwan, politis dna penyair. Sikap politisnya tertuang dalam karyanya History of england (1848). Sebagai sejarahwan ia merupakan penulis terbaik terhadap rekontruksi impresionistik masa lalu.
John ruskin (1819-1900), ia adalah seorang penulis eni dan hubungannya dengan masyarakat. Karyanya yang berkaitan dengan masyarakat dia menulis: The Political Economy of Art (1857), The Two Paths (1859), dan Unto This Last (1862).



PUISI
            Ciri-ciri puisi pada zaman victoria umumnya ditandai oleh surutnya liris dan spontanitas seperti yang terdapat pada zaman Romantisme, dan mengarah pada penetapan standar-standar baik bentuk maupun isi. Sehingga menimbulkan Puritanisme yang dikenal sebagai “Victorianism”. Masalah-masalah sosial, ilmiah dan keagamaan menjadi subjek puisi. Segala unsur ekspresi diperhatikan secara cermat sehingga memperoleh kemajuan dalam teknik penulisan puisi. Tokoh puisi yang terkenal dalam periode ini adalah:
Alferd Lord Tennyson (1809-1892)
            Tennyson adalah seorang penyair yang paling terkenal sepanjang periode itu. Dia anak keempat dari 12 bersaudara. Salah satu lirik Tennyson adalah “The Princess” pada tahun 1847 yang ditulis dalam “Blank Verse”, dan menyinggung suatu masalah yang sedang hangat pada waktu itu, yaitu Emansipasi Wanita.
            Robert Browning (1812-1889), ia adalah seorang penyair, anak seorang juru tulis pada Bank of England. Ia menikah dengan seorang penyair yang bernama Elizabeth Barret Browning pada tahun 1861. Karyanya yang paling terkenal adalah Paulin (1833).
            Elizabeth Barret Browning (1806-1861), ia memiliki reputasi sebagai penyair victorian jauh sebelum daia bertemu dengan Robert Browning. Karyanya yang terkenal adalah The Seraphim and Other Poem (1838) dan Poems (1844).
Metthew Arnold (1822-1888), ia adalah seorang penyair, kritikus, dan pendidik. Puisinya yang terkenal adalah The forsaken (1849),  Sohrab and Rustum (1853), and Dover Beach (1867) puisinya bersifat elegi, mediatif dan melankolis. Penuh dengan rasa keterasingan spiritual dan kehilangan kepercayaan religius.
Dante Gabriel Rossetti (1828-1882), ia adalah seorang penyair dan pelukis. Pada awalnya ia dikenal sebagai seorang pelukis. Namun pada akhirnya dia menulis puisi yang berjudul The Blessed Damozel (1850), yang membuatnya menjadi terkenal.
Christina Rossetti (1830-1894), adik dari Dante Rossetti ini adalah seorang penyair ini sangat subjektif dan mengidolakan penyair spiritual abad 17, yaitu John George Herbert. Karya puisinya yang sangat terkenal adalah Goblin Market and other Poems (1862).
            William Morris (1834-1896), ia adalah seorang penyair dan filosuf sosialisme, desainer, dan pelukis. Tujuannya adalahmenyerang dampak industrial dari Inggris Victorian. Karyanya yang paling terkenal adalah Devence of Guinevere (1858).
            Algernoon Charles Swinburne (1837-1909), ia adalah seorang penyair dan kritikus yang berasal dari kalangan aristokrat. Gaya puisinya berbeda dan memperoleh simpati dari kalangan luas. Karyanya yang paling terkenal adalah The Queen Mother and Rosamond (1860).
DRAMA
            Karya sastra drama pada Periode Victoria mengalami sedikit perubahan karena kurangnya penghargaan dari masyarakat Victoria. Dalam tahun 1860-an terjadi sedikit perubahan, karena Ratu Victoria sedikit berminat pada cabang sseni. Penulis drama yang populer pada waktu itu adalah:
Thomas William Robertson (1829-1871), ia dikenal sebagai pembaharu drama yang relevan terhadapkehidupan sosial kontemporer ketika pada waktu itu drama mendapatkan perhatian yang sangat kecil. Karyanya yang paling terkenal adalah “Caste” (1867).

Oscar Wilde (1854-1900) adalah seorang dramawan, penyair dan novelis. Karya Robertson tidak seberapa jika dibandingkan dengan Oscar Wilde dengan popularitas komedi-komedi Oscar yang masih berlangsung hingga sekarang. Komedi-komedinya penuh dengan cerita jenaka. Karyanya yang paling terkenal adalah “Lady Windermere’s Fan” (1892).
11.     PERIODE MODERN DI INGGRIS (MODERN ENGLISH)
11.1. Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Modern
Kemajuan pesat yang mencapai bidang teknologi dan ilmu di zaman modern ini membawa manusia pada suatu kehidupan yang serba kecukupan di bidang pangan khususnya Eropa Barat dan Amerika Utara. Akan tetapi periode ini dianggap sebagai periode kehancuran dan kesengaraan sebagai akibat timbulnya dua perang dunia (I dan II), bahkan ancaman perangg dunia III masih ada. Dua perang dunia tersebut  telah menyebabkan ⅔ penduduk dunia terancam kelaparan.
Yang benar-benar milik abad ke-20 adalah hal-hal yang berkaitan dengan atom, elekron, proton, galaksi serta bintang. Teori reatvitas serta para ahli nuklir serta gagasan-gagasan abstrak lainnya menjauhkan manusia dari hakikatnya.
11.2. Tatanan Sosial Politik Inggris Periode Modern                               
Beberapa hal yang penting yang terjadi pada periode ini adalah bahwa inggris telah kehilangan kekuasaanya yang dominan  seperti yang dimilikinya pada periode sebelumya. Inggris berada di posisi ke-3 setelah rusia dan Amerika. Masalah berikutnya adalah inggris harus menghadapi dua perang yang dahsyat yang menyebabkannya banyak kehilangan dana dan daya, pemuda serta kekayaannya, khususnya selama perang dunia ke-2 (1939-1945).
Dalam paruh abad ini terjadi perubahan dalam tatanan kewarganegaraan. “British Empire” berubah menjadi “ British Commonwealth “. Perubahan ini bukanlah sekedar perubahan nama, Irlandia, kecuali Ulser, menyatakan kemerdekaanya sebagai negara Republik Irlandia pada tahun 1921.
11.3. Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggri Periode Modern
PROSA
Tidak sebagaimana abad ke-19, bentuk prosa mendapat tempat terhormat pada periode modern ini. Beberapa penulis mulai mempelajari teknik penulisan serta bahan cerita. Terdapat tiga macam teknik yaitu, teknik “sura”t (epistolary technique), teknik “otobiografi” (autobiography technique) serta teknik “mata tuhan” (old eyes). Tokoh yang terkenal pada periode ini adalah:
Joseph Conrad (1857-1924), ia kelahiran Polandia yang telah menjadi warga Negara Inggris. Dia seorang pelaut yang telah melanglang buana selama 19 tahun ke berbagai pelabuhan dan negara-negara Asia, fasifik dan benua amerika. Novel Conrad biasanya bersifat petualangan. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Of human Bondag (1915), dia bercerita tentang pindahnya seorang mahasiswa kedokteran yang masih muda seperti dirinya sendiri.
Herbert George Well (1866-1946), ia suka sekali menampilkan peristiwa fantastis yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Sebuah karya fantastisnya adalah The Time Machine (1955) yang menceritakan manusia yang dapat dipindahkan ke masa lampau atau masa depan dengan seketika oleh mesin waktu.
John Galsworthy (1867-1933), seorang novelis dramawan yang menyoroti kehidupan kelas atas Inggris. Novelnya yang paling terkenal adalah Forsyte Saga (1906-1921).
James Joyce (1882-1941), orang Irlandia yang menerbitkan sebuah edisi pendek, Dubliners (1914). Penemuannya itu menghasilkan varian moderndari Odyssey, yang menceritakanpetualangan selama sehari seorang pengusaha kecil bangsa Yahudi.
PUISI
            Puisi pada periode ini tidak berada di tempat teratas dari khasanah kesusteraan Inggris. Para penyair periode ini dapat terbagi dalam dua golongan, ialah mereka yang yang tidak begitu menyimpang dari standar-standar abad sebelumnya, dan mereka yang sengaja memberontak terhadap standar-standar itu. Tokoh-tokohnya adalah :
            Alferd Edward Housman (1859-1936), ia adalah seorang penyair yang kualitas puisinya paling tinggi. Ia berhasil menerbitkan A Shropshire (1896) yang terdiri dari 63 lirik yang menceritakan tentang meditasi seorang pemuda.
            William Bulter Yeats (1865-1939), dia adalah seorang senator pendiri teater nasional Irlandia. Pada tahun 1923 ia menerima hadiah nobel untuk kesusteraan karena “puisi emisionalnya yang konsisten, dalam bentuk artistik yang paling kaku, dan mencerminkan semangat manusia”.
Thomas Stearns Eliot (T.S Eliot), dia berasal dari St. Louis, dia memperoleh sarjan Rhodes di Oxport. Dia menulis puisi yang rapuh dan keras. Salah satu karyanya adalah Ash Wednesday (1930), menunjukan perubahan Eliot. Eliot dianggap sebagai penyair yang paling terkenal, salah satu yang aling controversial, dan mungkin yang paling berpengaruh di abad ke-20.
DRAMA
Pada periode ini drama mengalami perkembangan yang sangat pesat, mulai tampak kembali kehidupan dan kegairahan dalam penulisan drama. Satu-satunya dramawan pada masa ini adalah :
George Bernard Shaw (1856-1950), kelahiran Irlandia, namun sejak usia muda telah menetap di london. Kariernya pun sebagai dramawan adalah yang terpanjang dalam sejarah drama Inggris. Salah satu karyanya adalah Pygmalion (1912). Judul cerita ini diambil dari sebuah mitos yunani yang mengisahkan seorang pemahat yang bernama pygmalion yang memahat seorang wanita dan kemudian dia jatuh cinta pada pahatannya tersebut, kemudian dewa Aphrodite yang mirip dengan pahatanya tersebut menjadikanya benar-benar hidup seperti manusia layaknya. Disamping Shaw ada beberapa penulis drama lainnya, seperti John Galsworthy. Beberapa karyanya adalah The Silver Box (1960), Joy (1907), The Pigeon (1912), dan The Forstyle Saga (1967). Disamping Galsworthy, penulis drama liris yaitu W.H Auden (1907), Christoper Isherwood (1904), dan William Somerset Maugham.
11.4. Pengenalan Apresiasi Karya Sastra Inggris Periode Modern
The Lagoon Karya Joseph Conrad
                      The Lagoon mengisahkan tentang kematian istri Arsat, seorang laki-laki Melayu serta peristiwa yang mengakibatkan kematian tersebut. Konflik-konflik yang dihadapi Arsat dan kegagalan Arsat dalam menemukan kedamaian.
12.     PERIODE MODERN DI AMERIKA
12.1. Latar Belakang Sosial Masyarakat Amerika Periode Modern
          Modernisme di Amerika
        Pada tahun 1913, goncangan awal modernisme mencapai Amerika dalam bentuk pertunjukkan Armori yang dipentaskan di New York City. Pameran seni tersebut dipenuhi oleh seni lukis abstrak dari para seniman Eropa  dan Amerika  yang kurang terkenal.
Modernisme dan Diri
        Salah satu kesepakatan tentang modernisme adalah sebuah gerakan budaya atau sebuah gaya suatu periode yang dominan dalam kesenian secara internasioanl antara tahun-tahun pertama abad 20, dan akhir perang dunia kedua. Modernisme berujung pada kepercayaan bahwa seniman kurang dihargai tetapi lebih sensitif dan bahkan lebih daripada rakyat biasa.
Terdapat hubungan yang rumit antara gerakan modernisme dengan harlem Renaissance (Kelahiran kembali Harlem). Pada periode setelah perang dunia 1 sampai masa depresi banyak karya sastra baik dalam bentuk puisi, prosa, drama dan esai dihasilkan oleh sekelompok penulis Afrika-Amerika yang berbakat.
Modernisme dan Daerah Selatan
Beberapa gerakan kesadaran diri modern seperti gerakan Fugitive Agrarian dari tahun 1920-1930 di daerah selatan memuculkan semacam kontradiksi dalam modernisme menjadi sebuah mesin kreativitas. Dengan demikian istilah modernism telah menjadi istilah yang lebih luas seperti halnya istilah classicism dan romanticism.
Modernisme dan Gerakan Negro Baru
            Terdapat hubungan yang rumit antara gerakan modernisme dengan Harlem renaissance. Pada periode setelah perang dunia I sampai masa depresi banyak karya sastra baik dalam puisi, prosa, dan drama dihasilkan oleh sekelompok penulis Afrika-Amerika yang berbakat.
12.2.  Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Amerika Periode Modern
Sastrawan Amerika dan Karya-karyanya
        Beberapa hasil kesustraan Amerika adalah karya-karya penulis realisme Amerika yang sadar terhadap kondii masyarakat pada saat itu. Karya-karya mereka merupakan titik awal dari prosa transatlantik; yang pertama adalah karya sastra yang bersifat propaganda.
PROSA
William Faulker (1897-1962), ia menderita cacat karena kecelakaan pesawat terbang, Faulker adalah anggota dari “Lost Generation”. Novelnya yang paling penting adalah Light in August (1932).
Sinclair Lewis (1885-1951), dalam Main Street (1920) yang berisi mengejek pembatasan yang sifatnya melemahkan kehidupan kota kecil di Amerika, sedangkan Babbitt (1922), ia mengungkapkan keinginan warga biasa dan orang kecil di jalan.
Ernest Hemingway (1899-1961), ia menjadi wartawan keliling untuk menyelidiki perang Sipil di Spanyol. Ia menulis tentang perang, perburuan dan aktivitas maskulin lain dalam gaya yang jelas.
Langston Hughes (1902-1967), adalah salah seorang sastrawan berbakat dari kelompok gerakan “Harlem Renaissance” pada tahun 1920-an, dan merupakan penulis kulit hitam abad ke-20 yang paling orisinal. Tahap yang paling penting dalam kehidupannya sebagai penulis adalah penemuannya tentang New York, Harlem dan tentang kehidupan budaya dan lingkaran sastrawan “New Negro”. Karya-karyanya adalah The Weary Blues (1925) dan Not Without Laughter (1930).
PUISI
Revolusi puisi terjadi pada tahun 1912 ketika majalah yang berjudul Poetry terbit di chicago. Tiga penyair Midwest yang tumbuh di Illinois bersama orang biasa adalah :
Carl Sandburg (1878-1967), karirnya sebagai penyair diawali dengan In reckless Ectasy (1904) yang diterbitkan secara pribadi.
Edgar Lee Masters (1868-1950), menulis Spoon River Anthology (1915) dengan gaya baru sehari-hari yang tidak puitis menyajikan secara lugas tentang seks, tinjauan kritis tentang kehidupan pedesaan, serta kehidupan jiwa orang-orang biasa.
Ezra Pound (1885-1972), dia memulai hidup kreatifnya sebagai orang yang senang membayangkan dan percaya bahwa emosi sebaiknya diekspresikan dalam puisi yang pendek tetapi tepat dengan kesan nyata sebagai pusatnya. Karya-karyanya adalah A Lume Spento (1908), Personae (1909) , Provenca (1910), Canzoni (1911), Lustra (1916) dan Quia Pauper Amavi (1919).
DRAMA
Eugene O’Neill (1888-1953), seorang penulis yang menggunakan beberapa gaya yang berbeda. Dia bisaa menyusun lakonnya berdasarkan fakta yang brutal; bahan drama pertamanya diambil dari pengalamannya sebagai pelaut, dan tekniknya adalah realistik murni, seperti dalam Desire under the Elms (1924). Karyanya yang paling penting adalah Long Day’s Journey into Nigh (1956) menggambarkan rusaknya sebuah keluarga karena penyakit dan kecanduan obat.
Maxwell Anderson (1888-1959), mengatakan karena drama tidak lebih dari penyesuaian dari realita, dai ingin mencoba dengan verse drama. Pertama ia mencobamenulis puisi pada subjek sejarah yaitu, Elizabeth the Queen (1930) dan Marry Scotland (1933).
Tennesse Williams (1911-1983), seorang dramawan yang berbakat. Ia memproduksi The Glass Menagerie (1947) gambar yang menyedihkan tentang seorang wanita kaya yang leamh hidup dalam dunia mimpi yang vulgar.
            Arthur Miller (1951), selama musim semi tahun 1936 menulis drama No Villain yang memenangi hadiah Hopwood sebesar $250.
            Edward Albee, lahir pada tanggal 12 Maret 1928 di Washington DC. Albe mulai terkenal pada tahun 1960-an dengan sederet drama satu babak, yaitu: The Death of Bessies Smith (1960), The Sandbox (1960), dan The American Dream (1961). The Sandbox mempertunjukan absurditas seapasang suami istri yang memasukan neneknya kedalam sebuah peti pasir.

9 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. bermanfaat banget Ka, thanks for sharing nya :D

    BalasHapus
  3. makasih banyakk yah buat empunya blog ini
    makin sukses aja buat penulisnya
    amin
    :*

    BalasHapus
  4. postinganx bermanfaat bgt...mksih.
    sukses trus buat blogx.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Aamiin.. you are very much welcome guys! Glad to hear that! :-)

    BalasHapus
  7. thanks,, sangat membantu sekali buat tugas kuliah

    BalasHapus