Selasa, 01 Juli 2014

RAJAKU TELAH PERGI (Di dedikasikan untuk pria yang Ku panggil AYAH)

Rabu lalu,
Detak jantungku berdetak tak seperti biasanya.
Seakan sedang berlari kencang entah kemana.
Namun aku hanya duduk terdiam.

Tanganku erat menggenggam tangan halus nan lembut.
Pandanganku tak ku lepas darinya.
Perlahan....
Egoku mulai menurun.
Ku bisikan kalimat-kalimat penuntun ke Surga.

Aku telah memohon.
Berkali-kali!
Berulang-ulang!
Dengan permohonan yang sama.
Namun,
Yang Maha Kuasa berkehendak lain.

Saat itu,
Pria berjas putih menghampiriku dan berkata "MAAF" --------------------
Seakan sedang berada di dunia mimpi,
Namun aku tak sedang tertidur lelap.

Ruang sunyi itu berubah menjadi haru seketika.
Mereka menangis,
Berontak,
Namun aku hanya terdiam.
Ku panjatkan doa:
Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo

Terhapuslah rasa hancur, sedih saat aku melihat wajahnya yang begitu tenang.
Cerah....
Dan tak nampak seperti hari-hari saat Ia berjuang melawan sakitnya.
Aku percaya akan kehendak Yang Maha Kuasa.
Beliau pergi bukan untuk meninggalkan  kami,
Tapi untuk menunggu kami semua di tempat keabadian. :')

Selamat Ulang Tahun (Di dedikasikan untuk pria yang Ku panggil AYAH)

Dua belas bulan yang lalu.
Aku dan yang lain berada disini.
Di satu ruang.
Di ruang yang tak nyaman dan penuh dengan obat-obatan.
Bahagia, haru, dan tawa di ruang itu.
Kami masih berenam saat itu.
Yang berulang tahun adalah si pemilik ruangan.
Ia menangis, terharu, dan tersenyum saat melihat lilin-lilin ditumpukan coklat meleleh.
Namun kali ini kami hanya berlima.
Tak ada lagi si pemilik ruangan itu.
Kami sungguh mencintainya.
Namun yang Maha Kuasa lebih mencintainya.
Selamat Ulang Tahun Ayah.
Selamat Ulang Tahun.....
Sampai bertemu ditempat keabadian :')