Rabu, 15 Oktober 2014

Teruntuk KAU "Si Kepala Batu"

Ucapmu tak lagi sama dengan yang lalu.
Layaknya kamus yang selalu berkembang, berganti, dan berubah demi terbentuknya kata yang mereka anggap sempurna.
Sungguh ini bukan kali pertama!
Aku kecewa hingga tak tersisa rasa bahagia yg pernah aku miliki.
Aku ada untuk dicinta bukan untuk kau bandingkan dengan dewi-dewi yang sebenarnya tak layak untuk kau bandingkan! 
Yang kau tau tentang mereka adalah segelintir kecil dari tumpukkan jarum yang mereka kubur di bawah tanah yang dalam.
Hubungan merekapun tak jauh lebih buruk dari KAU dan AKU.
Percayalah sayang! Hubungan kita yang terbaik dari sejarah apapun!
Kau terlalu menginginkan hubungan yg sempurna layaknya yang ada di cerita-cerita dongeng belaka.
Aku muak dengan skrip yang kau ciptakan sendiri!
Kau buat indah untukmu dan kau lupakan akan kehadiranku!
Kau campakkan kata-kataKU yang telah ku hias indah untukmu.
Sungguh hatiku hampir lelah menunggu kata-kata yang tak kunjung kau balas.
Aku berbeda dengan mereka. Kau berikan aku cinta dengan rasa pahit sedangkan mereka tidak!
Aku benci mencintaimu!
Aku benci melepasmu!
Aaaaaaaaa....... aku benci si kepala batu! :'(


Selasa, 01 Juli 2014

RAJAKU TELAH PERGI (Di dedikasikan untuk pria yang Ku panggil AYAH)

Rabu lalu,
Detak jantungku berdetak tak seperti biasanya.
Seakan sedang berlari kencang entah kemana.
Namun aku hanya duduk terdiam.

Tanganku erat menggenggam tangan halus nan lembut.
Pandanganku tak ku lepas darinya.
Perlahan....
Egoku mulai menurun.
Ku bisikan kalimat-kalimat penuntun ke Surga.

Aku telah memohon.
Berkali-kali!
Berulang-ulang!
Dengan permohonan yang sama.
Namun,
Yang Maha Kuasa berkehendak lain.

Saat itu,
Pria berjas putih menghampiriku dan berkata "MAAF" --------------------
Seakan sedang berada di dunia mimpi,
Namun aku tak sedang tertidur lelap.

Ruang sunyi itu berubah menjadi haru seketika.
Mereka menangis,
Berontak,
Namun aku hanya terdiam.
Ku panjatkan doa:
Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo

Terhapuslah rasa hancur, sedih saat aku melihat wajahnya yang begitu tenang.
Cerah....
Dan tak nampak seperti hari-hari saat Ia berjuang melawan sakitnya.
Aku percaya akan kehendak Yang Maha Kuasa.
Beliau pergi bukan untuk meninggalkan  kami,
Tapi untuk menunggu kami semua di tempat keabadian. :')

Selamat Ulang Tahun (Di dedikasikan untuk pria yang Ku panggil AYAH)

Dua belas bulan yang lalu.
Aku dan yang lain berada disini.
Di satu ruang.
Di ruang yang tak nyaman dan penuh dengan obat-obatan.
Bahagia, haru, dan tawa di ruang itu.
Kami masih berenam saat itu.
Yang berulang tahun adalah si pemilik ruangan.
Ia menangis, terharu, dan tersenyum saat melihat lilin-lilin ditumpukan coklat meleleh.
Namun kali ini kami hanya berlima.
Tak ada lagi si pemilik ruangan itu.
Kami sungguh mencintainya.
Namun yang Maha Kuasa lebih mencintainya.
Selamat Ulang Tahun Ayah.
Selamat Ulang Tahun.....
Sampai bertemu ditempat keabadian :')